Pengikut

Pages

Minggu, 15 April 2018

Mendung

Ceritaku dibulan april lalu.


5 taun yang lalu, aku masih duduk bersama denganmu, menikmati beberapa hari dengan secangkir teh. Menikmati senja bersama ketika kau kembali pulang. Perasaan yang penuh antara saudara. Pernah disore hari kamu bertanya kepadaku "apa kabar seisi rumah ini, apa ada satu hal yang tidak aku tau selama ini". Aku hanya menyimpulkan senyumku dan berkata "tenang semua baikbaik saja". Harihari kedepan kulalui dengan kegembiraan tanpa ketenangan. Waktu itu hari minggu kedua dibulan april, kita pergi berdua ke pernikahan sahabatmu. Melihatmu seakan aku tak menyadari, bahwa ada satu keputusan Tuhan yang tak pernah aku terima ditaun itu. April taun ke taun selalu membawa mendung dibatinku. Aku pernah mencintai lebih dari diriku sendiri. Aku pernah menghargai lebih dari diriku sendiri. Aku pernah menghormati lebih dari diriku sendiri. Sampai april memisahkan antar saudara dengan dunia yang berbeda. Aku tak pernah memaafkan diriku sendiri dan hanya memaki pula orang lain atas satu keputusan Tuhan. Seperti kebetulan nyata yang berarti takdir. 
Aku menulis ini tepat di april minggu kedua di taun 2018. Saat ini keadaanku jauh lebih baik. Aku mengerti dan memahami apa itu memaafkan. Sehingga ada napas segar untuk perjalananku kedepan, tanpa terpaku pada bab kehidupan sebelumnya. 





"Tanpa kita sadari bahwa satu hal yang berlebihan itu tidaklah baik, karena saat kita mencinta dengan berlebihan dan keadaan serta waktu memaksa kita untuk menerima kehilangan. Hanya 2 yang bisa kita lakukan, menyalahkan diri sendiri atau memaki orang lain tanpa henti"

Kamis, 08 Juni 2017

8 Juni 2017

Pada Akhirnya........

Kamu adalah bagian dari setiap doaku
Yang tanpa bosan selalu aku ucapkan
Disetiap penghujung malam
Menaruh banyak harapan
Bukan untuk semestara namun untuk menetap

Kamu hanya perlu tau,
Perasaanku
Untukmu

Doa yang selalu aku semogakan
Tetap bersamamu 
Berdua merenda mimpi

Sabtu, 14 Januari 2017

Kebersamaan

Salah satu fiksi saya
Masih mentah

Kejadian ini berawal dari aku masih duduk di bangku SD. Tiba-tiba orang tuaku datang " ia, mama papa akan ke jogja, kamu nanti dijemput pakde dan tidur dirumah nenek". Aku yang masih kecil hanya mengiyakan perkataan orang tuaku.
Sebulan kemudian. 
Sepulang sekolah.
Aku menemui seorang wanita, dengan postur tubuh langsing, memiliki rambut sepinggang, duduk bersandar di depan teras di pilar sebelah kiri. Dia tersenyum kepadaku. Matanya sendu sayu penuh kasih. Aku membalas senyumnya. Masuk kedalam rumah. Aku intip dibalik jendela. Air mata itu terus mengal8r ini terjadi setiap hari. 


Itu awal yang masih mentah karena aku ingin menunjukkan betapa aku sangat membutuhkan kebersamaan dengan sesama. 

Jumat, 19 Februari 2016

Untuk Nungky Ernawati

Ini sebagian dari kehidupan saya. Bahwa saya memiliki panutan yang saya yakini di dunia ini dan dunia selanjutnya.


Bulan ini adalah pernikahan anda dengan suami anda. Dan selamat untuk itu. Betapa bahagianya anda. Seseorang dengan keterbatasan tetapi bukan untuk keterbatasan cinta dan kasih sayang. 
Tidak semuanya selalu menyakitkan. Anda harus ingat itu. Pertemuan kita apakah itu menjadi hal yang menyakitkan buat anda? 
Sejak pertama saya bertemu anda itu adalah hal yang paling saya syukuri. Bahwa hubungan keluargalah hal terpenting dibanding harta. 
Ini bukanlah rumah yang selalu ingin kamu pulang dan kembali. Tapi yakinlah ada kebahagiaan dirumah ini. Kami semua keluarga. Ini semua rumah kami semua. Tiada tempat paling membahagiakan selain rumah kita sendiri selain keluarga kita sendiri. 
Saya sadar bahwa anda sudah berada di tempat rumah kedua. 
Saya sadar pula rumah itu memberikan kebahagiaan benar benar kebahagiaan abadi.
Disini saya sangan merindukan anda. 

Blog selanjutanya di Bulan Februari 2016

Selamat sore. Ini hari jumat 19 Februari 2016.
Saya hanya ingin mengisi kekosongan liburan saya.

Hai Dunia? Ada berapa macam dan jenis sih kamu?
Ini tiba-tiba terlintas saja.
Ketika saya di dalam kandungan seseorang yang disebut dengan Ibu. Apa saya sedang berada didalam fantasi di dunia plasenta...
Ketika saya mulai menangis saat pertama kalinya saya keluar dari rahim seorang Ibu. Bagi saya itu adalah keajaiban. Dan apa ini saya mulai berada di dunia bumi.....
Waktu semakin cepat menurut saya, dan semakin tualah saya. Hingga saya menyadari arti pentingnya sebuah Kedewasaan. Dewasa itu yg saya artikan adalah tanggungjawab.
Bukan hal sulit atau menakutkan, karena ketika merasakan itu berarti belum siap untuk menjadi dewasa.
Dan ini kadang hal yang paling menakutkan. Waktu dimana semua makhluk hidup dituntut telah habis waktunya di dunia bumi ini.
Yah pasti akan ada dunia baru. Apakah akan lahir kembali di dunia selanjutnya. Ya dunia ini saya sebut dunia tekateki. Karena tidak ada yang dapat digambarkan dengan jelas dan pasti. Jujur saya pun tak tahu menahu dan takut.
Ada hal yang paling saya ingin pertanyakan tapi saya takut untuk mendapat jawabannya saat ini.
Apakah manusia yang lebih lama berada di dunia bumi dan akhirnya menuju dunia tekateki. Apakah manusia tersebut bertetangga? Mengenal? Memahami? Atau......
Atau terasing
Atau bahkan untuk mengenal dirinya sendiri begitu sulit.
Bagaimana dapat mengingat memori atas dunia sebelumnya.
Itulah Dunia bagi saya.


IBP

Kamis, 23 Juli 2015



SIAPA


ingin seperti apa?
anginkah? yang marah lalu mereda
apikah? yang dapat membinasakan
airkah? yang dapat menghanyutkan
tanahkah? yang dapat menimbun

haruskah menjadi seperti binatang?
yang tak sengaja memburu bangsanya

siapa sebenarnya?
manusia itu?
yang dapat berpendapat?
yang dapat berpikir?
yang memiliki hak?
yang dapat menentukan pilihan?
atau yang hanya
bercitra untuk memangsa?

dan bagiku
manusia itu
yang dapat menentukan
seperti apakah mereka dimasa depan
ingin menjadi si merah
atau
sebaliknya

karena setiap sisinya
ada si merah
ada si putih
menjadi apa kita kelak ??



INDRIANA BUDI PERMATASARI